Nama Bayi biasanya sudah disiapkan sebelum bayi itu lahir. Sedangkan secara resmi diumumkan pada waktu upacara adat selapanan. Selapan adalah hitungan siklus hari lahir dan hari pasaran. Misalkan hari lahir si bayi Senin dan hari pasaran Pahing, antara Senin dan Pahing akan selalu bertemu pada siklus 35 hari sekali, atau disebut dengan selapanan. Pada saat itulah nama si bayi disosialisasikan.
Nama bagi masyarakat Jawa dianggap sebagai pusaka, maka disebut pusakaasma. Sehingga orang Jawa dalam meberikan nama tidak sembarangan. Selain sebagai pusaka, nama juga merupakan wujud doa dan harapan dari orang tua terhadap anaknya. Dikarenakan begitu dalam artinya sebuah nama, maka dalam memberi nama orang tua memakai perencanaan dan perhitungan yang matang. Salah satu perhitungan untuk memberi nama menurut kitab Primbon adalah sebagai berikut:
Hari dan pasaran pada saat si bayi lahir dicari neptunya atau diangkakan dengan rumus yang sudah ada, yaitu:
Untuk neptu hari:
Senin = 4, Selasa = 3, Rabu = 7, Kamis = 8, Jumat = 6, Sabtu = 9 dan Minggu = 5.
Untuk neptu Pasaran:
Kliwon = 8, Legi = 5, Paing = 9, Pon = 7, Wage = 4
Untuk neptu huruf:
ha = 1, na = 2, ca = 3, ra = 4, ka = 5,
da = 6, ta = 7, sa = 8, wa = 9, la = 10|
pa = 11, dha = 12, ja = 13, ya = 14, nya = 15
ma = 16, ga = 17, ba = 18, tha = 19, nga = 20
Perhitungan neptu hari dan neptu pasaran serta neptu huruf itulah yang menjadi dasar untuk menentukan nama yang baik. Kriteria yang dianggap baik jika jumlah neptu (angka) antara hari kelahiran ditambah neptu hari pasaran dan ditambah neptu huruf yang dipakai untuk memberi nama, tersebut digabung dengan jumlah neptu habis dibagi 5. Jika si bayi lahir pada hari Jumat, pasaran Paing. Jumat neptunya = 6 dan Paing neptunya = 9, sehingga jumlahnya 15. Angka 15 habis habis dibagi 5, itu artinya baik. Karena sejak awal sudah baik, maka untuk memilih nama diusahakan pula agar baik adanya, yaitu jumlah neptu dari huruf huruf yang dipilih sebagai nama, habis di bagi 5.
Misalkan diberi nama Rendi Wiranto, dari huruf asal = ra-da-wa-ra-ta. Jumlahnya Ra = 4 + da = 6 + wa = 9 + ra = 4 + ta = 7 = 30. angka tiga puluh habis dibagi lima.
Jadi bayi yang lahir pada Jumat Paing dan diberi nama Rendi Wiranto jumlah neptu keseluruhan = 15 + 30 = 45, habis dibagi 5, adalah baik. Lahirnya juga baik dan namanya juga baik, karena masing-masing habis dibagi 5.
Lalu bagaimana dengan bayi yang lahir pada hari dan pasaran yang jumlah neptu tidak habis dibagi 5?. Hal tersebut bisa diusahakan dengan membuat nama yang jumlah neptunya dapat menutup kekurangan jumlah neptu hari pasaran .
Misalkan sibayi lahir pada Sabtu Paing. Sabtu = 9 + Paing = 9 jumlahnya 18, tidak habis di bagi 5. Untuk mengatasinya, carikan nama yang jumlahnya jika ditambahkan dengan 18 dapat habis di bagi 5.
Misalkan sibayi diberi nama Melani Indah Palupi, dari huruf asal : ma-la-na ha-da pa-la-pa. Masing-masih huruh dicari neptunya dan kemudian dijumlahkan. Ma = 16 + la = 10 + na = 2 + ha =1 + da = 6 + pa = 11 + la = 10 + pa = 11 jumlahnya 67.
Neptu nama yang jumlahnya 67 dapat untuk menutup neptu pasaran yang jumlahnya 18 sehingga jumlah keseluruhan menjadi 85. Angka 85 habis dibagi 5.
Dengan demikan, neptu bawaan yang tidak baik dapat ditutup dengan neptu nama yang baik sehingga hasilnya menjadi baik.
Perhitungan sebuah nama mengajarkan sikap optimisme, untuk selalu mengusahakan agar apa yang sudah baik akan bertambah baik dan apa yang tidak baik akan menjadi semakin baik, sesuai dengan pepatah Jawa: kodrat bisa diwiradat.
nurulhikmahoke.blogspot.com |