Figur Wayang DURMAGATI
Durmagati dalam bentuk wayang kulit purwa buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
DURMAGATI
Durmagati adalah anak Destarastra dan Dewi Gendari, penguasa Kadipaten Gajahoya. Bersama sembilanpuluh sembilan saudara yang lain ia disebut dengan nama para Kurawa. Durmagati tinggal di kasatrian Sobrahblambangan. Walaupun tidak termasuk tokoh utama, Durmagati selalu hadir dalam pasowanan di kraton Hastinapura. Kehadiran tokoh yang satu ini cukup menghibur, karena keluguannya serta kelucuannya. Namun dibalik keluguan dan kelucuan tersebut sesungguhnya Durmagati senantiasa melontarkan kritik kepada petinggi kerajaan yang tidak bertanggungjawab. Termasuk juga yang sering memberikan laporan palsu, merekayasa, menfitnah sampai dengan merencanakan pembunuhan. Herannya, sebagian besar petinggi yang dikritik Durmagati tidak marah, hal tersebut dapat dimaklumi karena cara menyampaikan kritik Durmagati dengan gurauan dan selengekan.
Ketika ada perubahan kepemimpinan di Negara Hastinapura, Duryudana kakaknya naik tahta. Kebiasaan Durmagati dalam melontar kritik semakin berani. Yang menjadi sasaran kritik Durmagati antara lain adalah Patih Sengkuni, Pandita Durna, Adipati Karna, dan juga Duryudana.
Selain mengkritik, tidak ada satu pun hal besar yang dilakukan oleh Durmagati. Ia sangat penakut, tidak berani menghadapi musuh sendirian. Kecuali jika keroyokan.
Dalam perang besar Baratayuda yang melibatkan Negara Hastinapura, Durmagati bersama Jayadrata serta para kurawa yang lain mengeroyok Abimanyu anak Harjuna hingga tewas. Harjuna mengamuk dan menghujankan ribuan anak panah kearah orang-orang yang membunuh Abimanyu. Semua pembunuh Abimanyu tewas, termasuk juga Durmagati.
herjaka HS