Figur Wayang Abimanyu (2)
Abimanyu dalam wujud wayang kulit purwa buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Abimanyu (2)
Abimanyu telah memenangkan sayembara. Dewi Utari yang disayembarakan berhasil digendong Abimanyu. Paserta sayembara yang terdiri dari para raja dari seribu negara tidak ada yang kuat menggendong Dewi Utari. Hal tersebut dikarenakan di dalam pribadi Dewi Utari telah singgah babone ratu atau induknya raja yang bernama wahyu Widayat. Bagi seorang wanita yang mendapatkan wahyu Widayat ia akan menurunkan seorang raja. Oleh karena wahyu Widayat yang bersemayam tersebut, Dewi Utari menjadi sosok pribadi yang berbobot dan bernilai tinggi. Tidak sembarang orang mampu mengimbangi bobot nilainya, termasuk raja dari seribu negara. Kecuali Abimanyu tentunya.
Kemampuan Abimanyu dapat mengimbangi Dewi Utari dan kemudian menggendongnya dikarenakan ada wahyu Cakraningrat yang bersemayam di dalam pribadi Abimanyu. Wahyu Cakraningrat adalah wahyu yang dapat mengantar seseorang menjadi raja atau menurunkan raja. Abimanyu telah mendapatkan wahyu Cakraningrat karena ia tekun menjalani laku tapa. Oleh karenanya ia kuat menggendong Dewi Utari.
Memang sudah menjadi kehendak Jawata bahwa Wahyu Cakraningrat bersatu dengan wahyu Widayat. Maka kemudian Abimanyu dan Dewi Utari diresmikan menjadi pasangan suami isteri yang diharapkan bakal menurunkan raja.
Sebelum mereka berjanji setia, Dewi Utari bertanya kepada Abimanyu. Apakah Kakanda Abimanyu masih sendirian, dan belum pernah menikah? atas pertanyaan Dewi Utari tersebut seketika Abimanyu terdiam, tidak segera dapat menjawab. Walaupun Abimanyu telah berhasil menggendong Dewi Utari, Abimanyu tidak mempunyai keberanian untuk berkata yang sesungguhnya bahwa Abimanyu telah menikah dengan Dewi Siti Sundari anak Prab Kresna. Abimanyu takut jika Dewi Utari mengetahui hal tersebut, ia akan mengurungkan niatnya dan menolak dirinya menjadi suaminya. Atas pertimbangan itulah maka kemudian Abimanyu dengan tegas mengatakan dan menyatakan bahwa ia belum pernah menikah.
Dewi Utari sangsi atas pernyataan Abimanyu, karena ia mendengar kabar bahwa Abimanyu telah pernah menikah. Sumber yang dapat dipercaya mengatakan dengan jujur bahwa isteri Abimanyu adalah Dewi Siti Sundari. Abimanyu mengelak dengan gusarnya. Ia berusaha keras untuk menyembunyikan kejujuran. Sungguh aku berkata dengan jujur bahwa aku belum pernah mempunyai isteri, selain dirimu, kata Abimanyu. Dewi Utari belum percaya. Abimanyu semakin gusar dan bingung.
Pada puncak kegusarannya Abimanyu menyatakan sumpah dihadapan Dewi Utari dan alam semesta. Aku bersumpah, jika aku sudah beristeri kelak aku akan mati dalam aniaya yang nista. Alam seakan menggelegar mendengar sumpah Abimanyu. Dewi Utari ketakutan akan sumpah Abimayu. Ia kemudian mendekap Abimanyu erat-erat. Takut kehilangan Abimanyu. Dewi Utari menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta kepada Abimayu. Oleh karenanya ia tidak lagi mempermasalahkan apakah Abimanyu sudah beristeri atau belum. Yang didambakan bahwa mulai sekarang Abimanyu menjadi miliknya dan menjadi suami satu-satunya, tidak ada isteri lain bagi Abimanyu selain dirinya.
Pasangan Abimanyu dan Dewi Utari diharapakan oleh para tetua negeri baik negeri Amarta maupun negeri Wirata bakal menurunkan raja besar yang akan merajai di sebuah negara yang besar pula.
Herjaka HS