primbon upacara siramanSiraman adalah proses mensucikan diri |
|
---|---|
Primbon Upacara Siraman - Setelah pasang tarub, pada sore hari sebelum malam midodareni atau malam menjelang hari perkawinan, diadakan Upacara Siraman. Upaca siraman adalah upacara memandikan calon pengantin wanita dan juga calon pengantin pria ditempatnya masing-masing pada waktu yang sama. Upacara siraman bertujuan membersihkan badan dan mensucikan jiwa, agar pantas untuk melaksanakan ijab khobul atau menerima berkat sakramen perkawinan. Pada intinya upacara siraman adalah upacara sesuci yang dilakukan oleh calon pengantin berdua. Menurut kitab Primbon Betaljemur Adammakna ubarampe atau materi yang diperlukan dalam upacara siraman adalah : |
|
|
|
Urut-urutan upacara siraman. Membuat gubug siraman : Gubuk siraman berbentuk rumah-rumahan kecil dengan dinding anyaman daun kelapa yang berwarna hijau (bleketepe) yang diset sedemikian rupa dengan daun-daunan dan aneka bunga. untuk tempat memandikan calon pengantin. Di tengah gubug siraman tersebut diberi tempat duduk tanpa sandaran, atau dingklik kayu. Pada tempat duduk tersebut ditumpuk klasa bangka atau tikar, daun apa-apa, daun kara, daun kluwih, daun dadapsrep, dan daun alang-alang. Beberapa jenis kain yaitu: letrek, jingga, bangun-tulak, sindur, sembagi, slendhang lurik puluh watu, yuyu sekandang dan mori putih Meracik air siraman : Bokor atau pengaron diisi dengan air, setelah itu dituangkan secara bergantian, tujuh botol yang berisi air dari tujuh sumber mata air, oleh pemimpin upacara. Jumlah tujuh atau pitu tersebut mengandung maksud pitulungan. Mohon pertolongan kepada Tuhan, agar pengantin berdua disucikan dengan air siraman dan jauh dari hal-hal buruk yang dapat mengganggu hidup berumah tangga. Setelah air dalam bokor dicampur dengan air dari tujuh sumber, kemudian dimasukan bunga mawar, bunga melati, bunga kanthil dan bunga kenanga ke dalam bokor siraman, agar air menjadi indah dan harum. Setelah itu kedua orang tua calon pengantin memasukan kelapa sagandheng di dalam bokor siraman. Dua kelapa yang digandheng menjadi satu adalah perwujudan secara konkrit sebuah harapan, semoga nantinya ketika kedua Calon Pengantin telah memasuki hidup berumah tangga selalu bergandeng setia dalam satu hati dan tak terpisahkan oleh manusia. Setelah selesai meracik air siraman, jika antara calon pengantin putri dan calon pengantin putra dimandikan pada tempat yang berbeda, maka kedua orang tua calon pengantin putri mengutus untuk mengirimkan air siraman yang telah diracik itu kepada pihak besan agar nanti calon pengantin berdua dimandikan dengan air yang sama dan waktu yang sama pula. Upacara siraman dengan cara seperti ini hanya mungkin dilakukan jika antara calon pengantin wanita dengan calon pengantin pria berada dalam satu kota, dengan jarak yang tidak begitu jauh. Bagi calon pengantin yang tinggalnya berjauhan dan berlainan kota, upacara siraman dipusatkan di tempat calon pengantin wanita. |
|