Primbon jawa Upacara SiramanSebelum upacara siraman Calon Pengantin Putri melakukan sungkem kepada kedua orang tuanya |
|
---|---|
Setelah selesai meracik air siraman, calon pengantin siap dimandikan. Sebagai persiapan untuk upacara siraman kedua calon pengantin melakukan sungkem kepada kedua orang tuanya masing-masing, untuk mengucapkan terimakasih atas pendampingan, pendidikan, kasih sayang dan segala sesuatu yang telah diberikan, serta memohon restu agar segalanya berjalan lancar. Upacara sungkeman dilaksanakan di kamar pengantin. Sungkeman Yang pertama kali dilakukan adalah sungkem kepada Bapak. Kedua tangan calon pengantin (putri/putra) memegang lutut dan kemudian mencium lutut sebelah kanan. Sedangkan Bapak menumpangkan ke dua tanggannya dipundak anaknya untuk memberikan restu katanya: “Sembah nuwun dhuh Pangeran, karena kami diperkenankan melihat kedewasaan anak kami, sudilah kiranya Engkau melimpahkah berkah kesejahteraan, kesehatan dan kebahagiaan bagi anak kami, serta dampingilah agar hidupnya selalu berada di jalan-Mu dan akhirnya sampai kepada kemuliaan abadi.” Selesai sudah sungkem kepada Bapak dan dilanjutkan dengan sungkem kepada Ibu. Tidak dapat digambarkan, seperti apa perasaan hati seorang Ibu ketika menerima sungkem dari ananda yang sungguh dicintai. Maka seketika itu jatuhlah airmatanya, seperti mutiara yang lepas dari untaiannya. Sang ibu ingat ketika anaknya masih kecil, dibopong, diempit diindhit, diloloh seperti layaknya burung, serta digadhang, diharapkan menjadi anak yang berbudi luhur, menjadi keluarga yang mandiri, dapat menjunjung nama orang tua. Ayom-ayem, tata tentrem, lulus raharja (damai selamat dan sejahtera) hingga selamanya. Hanya sebentar saja keranta-rantaning penggalih keng ibu, karena ingat bahwa saat ini adalah saat upacara, maka segera dibuang jauh suasana kesedihan. Setelah selesai upacara sungkeman, segera dilanjutkan dengan upacara siraman. Para sesepuh yang akan menyirami dipersilakan untuk mengiring, dan menggandheng calon pengantin, menuju tempat siraman. Siraman Mijil Niat ingsun adus banyu suci king sajroning bokor angedusi sarandhu ragane uga ngedusi badan rohani suci karsa Gusti suci jroning kalbu Para pinisepuh yang bertugas menyirami calon pengantin diusahakan berjumlah 7. untuk calon pengantin putri yang nyirami adalah : Bapak dan Ibu calon pengantin putri, simbah putri, para budhe, para bulik dan juru paes. Sedangkan untuk calon pengantin pria yang menyirami adalah : Bapak dan Ibu calon pengantin pria, para pakde, paklik dan juru paes. Satu persatu mereka nyirami dengan siwur atau gayung yang dibuat dari tempurung kelapa dan diberi tangkai panjang. Setelah semuanya selesai menyirami, juru paes menjamasi calon pengantin, dan kemudian menggosokan konyoh mancawarna atau glepung beras dan kencur dengan lima macam yang masing-masing diberi warna berbeda, yaitu merah, kuning, hijau, biru dan putih. Hal tersebut melambangkan kehidupan yang beraneka-warna, atau banyak pilihan. Untuk itulah diingatkan agar nantinya calon pegantin tidak salah dalam memilih, dan tidak mudah kapilut terhadap keindahan dunia. Selesai sudah ibu paes hanyiram, anjamas serta angosok calon pengantin, kemudian ia segera membawa kendhi dan menuangkan ke tangan calon pengantin berulang tiga kali, dilanjutkan dengan membilasi seluruh badan hingga habis air yang ada di dalam kendi, dan kemudian kendhi yang telah kosong tersebut diberikan kepada bapak dan ibu calon pengantin untuk bersama-sama kendhi tersebut di banting sambil berkata : “ora mecah kendhi, nanging mecah pamoring anakku” kemudian pyarrr!! ecah pomornya calon pengantin, sudah purna alam remaja, dan segera menginjak ke alam dewasa alam bebrayan, hidup berkeluarga guna mengemban tugas mulia sebagai tangan kanan Tuhan untuk mencipta manusia baru. Tugas yang sangat luhur tetapi juga berat. Jikalau nantinya dapat menjalaninya dengan baik akan mendapat mahkota kemenangan, dan mengalami kebahagiaan abadi di surga mulia. Potong Rikma Oleh karena tugas yang berat tersebut, calon pengantin perlu membersihkan diri secara lahir dan batin. Selanjutnya calon pengantin menuju kamar mandi untuk melakukan bilas serta ganti busana. Setelah selesai kemudian dikanthi atau digandheng menuju tilamsari atau kamar pengantin. untuk melakukan potong rikma atau kerik rikma. Bapak dan Ibu memotong sedikit rambut calon pengantin, yang merupakan simbolisasi dari memotong sesuker atau kotoran, atau kejelekan Tanam Rikma Setelah potong rikma, bapak ibu calon pengantin membawa potongan rambut untuk ditanam di pintu utama rumah sebelah kanan. Upacara tanam rikma atau menanam potongan rambut di dalam tanah ini sebagai simbolisasi dari sebuah tekad baru untuk menanam, meninggalkan atau membuang sesuker, kotoran atau kebiasaan jelek yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Rangkaian Upacara Siraman berakhir sampai pada upacara tanem rikma ini. Dan kemudian dilanjutkan dengan upacara Midodareni. sumber : kita primbon |