Melewati hari keempat, goda rencana yang datang tidak lagi dari luar jabang bayi, melainkan dari dalam jabang bayi. Goda rencana yang berasal dari dalam ini lebih besar jika dibanding dengan goda rencana yang berasal dari luar.
Pada empat malam sebelumnya goda rencana yang datang dari luar tersebut berasal dari Batara Guru, wujudnya burung perkutut, dari Batara Mahadewa wujudnya kambing, dari Batara Yama wujudnya sanggira, dari Batara Brama wujudnya sapi, dari Batara Kwera wujudnya tikus, dari Batara Pritanjala wujudnya manuk emprit (burung pipit), dari Batara Langsur wujudnya menjangan, dari Batara Kala wujudnya asu ajag, dari Batara Ludra wujudnya lembu Handini, dari Batara Surya wujudnya ular, dari Batara Candra wujudnya kucing.
Pada saat puput puser, yang biasanya terjadi pada malam kelima atau bisa lebih, goda rencana yang datang lebih besar dan berat karena tidak kelihatan dan berasal dari dalam diri jabang bayi itu sendiri, yaitu : Saudara tua yang lahir mendahului jabang bayi, berujud air, disebut Kakang Kawah, dan saudara muda yang lahir setelah jabang bayi, berujud daging, disebut Adi Ari-ari.
Selain Kakang Kawah dan Adi Ari-ari, ada tujuh saudara yang menyertai kelahiran jabang bayi, sehingga jumlah keseluruhan saudara ada sembilan, yaitu :
- Kutilapas kethek kejadian dari bungkus jabang bayi,
- Celeng demalung kejadian dari air kawah,
- Asu ajag kejadian dari ari-ari, 4
- Kalasrenggi (bantheng) kejadian dari darah,
- Kalamurti (kerbau) kejadian dari kelem (sejenis kendal yang menempel pada badan jabang bayi),
- Kalarandhing (menjangan) kejadian dari ilu (cairan yang kental dan mulur),
- Kalawelakas, kejadian dari kunyit yang dipakai untuk alas memotong ari-ari,
- Tikus jinada kejadian coplokan dari ari-ari,
- Taliwangke kejadian dari usus ari ari
Ada versi lain yang menyebutkan bahwa saudara si jabang bayi ada empat yaitu :
- Kakang mbareb,
- Kakang Kawah,
- Adi ari-ari dan
- Adi wuragil.
Oleh karenanya ada sebutan sedulur papat lima pancer. Pancernya si jabang bayi. Namun yang diketahui umum yang dianggap saudara yang menyertai kelahiran jabang bayi adalah Kakang Kawah dan Adi Ari-ari. Dua saudara itulah yang wajib dikaruhake atau disapa agar tidak menjadi sarap sawan atau batu sandungan bagi keselamatan si bayi.
Cara menyapanya diwujudkan dalam bentuk barang mainan yaitu : payung, bendera, umbul umbul dari bahan kertas. Keris-kerisan dan tombak-tombakan yang dibuat dari bambu. Barang-barang mainan tersebut ditancapkan pada batang pisang. Mainan tersebut dimasudkan untuk mengalihkan perhatian kedua saudara dari sibayi agar tidak menggangu si bayi.
Pada jam tujuh malam Setelah puser puput,bapak dari bayi atau yang mewakili membunyikan petasan. Hal tersebut dilakukan untuk melatih jantung si bayi agar kuat. Setelah itu pada malam itu juga malam setelah puser bayi puput, semalam suntuk si bayi dipangku atau digendong, tidak boleh ditidurkan di tempat tidur. Baru setelah pagi hari si bayi boleh ditidurkan di tempat tidur.
Di pagi hari, setelah bayi diletakkan di tempat tidur, disampingnya diletakkan gandhik, alat untuk memipis (menghaluskan) jamu, bentuknya bulat panjang, terbuat dari batu hitam. Gandhik tersebut di coret-coret dengan injet (gamping) dipadankan seperti bayi, dicoret hidung, mata, mulut dan telinga. Kemudian gandhik yang sudah dicoret itu digedhong dengan kain selendang dan diletakkan di tampah yang diberi alas daun senthe.
Didekat tempat tidur sibayi disediakan meja kecil untuk meletakan ubarampe selamatan, yang terdiri dari : nasi gudangan, jenang abang (bubur beras dicampur gula jawa), jenang baro-baro ( bubur beras puti di atasnya di beri parutan kelapa dan rautan gula jawa) dan jajan pasar (aneka makanan kecil yang dibeli dari pasar tradisional) Pada siang harinya, ubarampe selamatan dapat dibagikan kepada anak-anak disekitarnya.
herjaka HS |