Pengobatan terapi lintah Atasi penyumbatan darah
Pengobatan terapi lintah Atasi penyumbatan darah |
Pengobatan terapi lintah Atasi penyumbatan darah - Dari mana datangnya lintah dari sawah turun ke kaki dari mana datangnya cinta ? dari mata turun ke hati....". Penggalan lagu lama itu memiliki arti yang penting bagi Muhyidin, bapak dua anak yang tinggal di Kauman, Plered, Yogyakarta. Sejak 2002 dia membuka pengobatan alternatif menggunakan lintah rawa yang ditempelkan ke kaki penderita suatu penyakit. Kenapa lintah justru menawan hatinya untuk menjadi media pengobatan?
Dia mengaku pernah menderita sakit kencing manis selama 10 tahun, bahkan sudah masuk ruang operasi dan kaki siap diamputasi karena sudah busuk dan bolong-bolong akibat penyakit tersebut, namun akhirnya saya batalkan dan berobat alternatif menggunakan lintah.
"Hasilnya, dalam seminggu luka di kaki sudah mengering kaki pun tak jadi diamputasi," tuturnya di sela-sela melayani pasien yang datang dari berbagai kota seperti Jakarta, Solo, Bandung dan Banjarmasin serta dari kawasan Yogyakarta.
Dia mengaku pernah menderita sakit kencing manis selama 10 tahun, bahkan sudah masuk ruang operasi dan kaki siap diamputasi karena sudah busuk dan bolong-bolong akibat penyakit tersebut, namun akhirnya saya batalkan dan berobat alternatif menggunakan lintah.
"Hasilnya, dalam seminggu luka di kaki sudah mengering kaki pun tak jadi diamputasi," tuturnya di sela-sela melayani pasien yang datang dari berbagai kota seperti Jakarta, Solo, Bandung dan Banjarmasin serta dari kawasan Yogyakarta.
Pengobatan terapi lintah Atasi penyumbatan darah |
Lintah (Hirudo medicinalis), binatang sejenis cacing yang gemar menghisap darah dan biasa hidup di hutan hujan tropis, sawah, rawa atau tempat lembab lainnya sejak ratusan tahun lalu dikenal sebagai penyembuh serba guna untuk berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan peredaran darah.Lintah yang ditempelkan pada kulit akan menghisap darah kotor pada tubuh manusia. Tubuh lintah memang memiliki alat penghisap berbentuk bulat di kedua ujung tubuhnya dan saat menghisap darah, lintah menghasilkan suatu cairan yang mampu mencegah terjadinya penggumpalan dan pengeringan darah.
Air ludahnya diketahui mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah dan mengandung penisilin.
Untuk pengobatan ini Muhyidin menggunakan lintah rawa yang diperolehnya dari Palembang, Ambarawa dan beberapa daerah lainnya. Di tempat praktiknya tersedia belasan kursi yang didepannya ada meja kayu kecil atau disebut dingklik untuk tamu menaruh kakinya guna dihisap oleh lintah.
Di setiap kaki diberi dua ekor lintah, namun jumlah lintah yang ditempatkan tergantung dari tingkat parah atau tidaknya penyakit yang diderita tamu. Setelah kenyang menghisap darah kotor, lintah akan jatuh sendiri dan hanya digunakan untuk sekali pakai saja dan dibuang. Bekas gigitan sang lintah ditutup menggunakan plester obat.
Pengobatan alternatif ini bukan hanya dikenal oleh masyarakat lokal maupun dari berbagai daerah. Wisatawan mancanegara pun menyempatkan datang untuk berobat antara lain dari Jepang, Hong Kong, Beijing, Prancis, Belanda, Inggris, Korsel, Taiwan, dan negara-negara jiran seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.
"Pasien dari Inggris adalah mahasiswa kedokteran yang sengaja datang untuk meneliti dan membuktikan keampuhan dari pengobatan lintah ini. Saya justru tahu banyak dari dia melalui penjelasan guide. Saya sih otodidak saja ," tutur Muhyidin.
Setiap hari, kecuali Jumat, Muhyidin melayani tamu-tamunya pk.07.30-16.00. Dia dibantu dua orang anaknya dan dua santri untuk menanggulangi berbagai keluhan yang dihadapi oleh tamu. Seringkali waktu istirahatnya di malam hari juga tersita untuk tamu-tamu yang harus mendapat pengobatan.
Pengobatan lintah, kata Muhyidin, sudah dikenal luas oleh masyarakat dunia dan menjadi bahan penelitian di Jerman, AS, Rusia dan negara Eropa dan konon banyak dimanfaatkan rumah sakit di AS.
Dalam ilmu kedokteran Islam, pengobatan mengeluarkan darah kotor adalah metode yang sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah SAW dan lintah merupakan salah media untuk mengeluarkan darah kotor tersebut secara alami.
Memang, sejak banyak orang sembuh setelah memanfaatkannya, keampuhan lintah sebagai pengobatan makin mendunia. Hasil studi yang dilakukan para peneliti di Jerman menunjukkan bahwa lintah diakui bisa mengobati rasa sakit dan juga radang. Dengan menghisap darah kotor, darah statis maupun darah teracuni, maka peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancar kembali.
Efeknya juga dapat meringankan tubuh karena banyaknya kandungan darah kotor yang menumpuk di bawah permukaan kulit seseorang mengakibatkan terasa malas dan berat.
"Karena lintah mengeluarkan liur zat hirudin yang bercampur dengan darah dan membawanya ke seluruh tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga tubuh terasa bugar," ungkap Muhyidin.
Darah kotor adalah darah yang mengandung racun atau darah statis yang menyumbat peredaran darah dan mengakibatkan sistem peredaran darah dalam tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Itulah sebabnya hal ini menyebabkan terganggunya kesehatan seseorang, baik secara fisik maupun mental.
Masuknya racun yang mengotori darah bisa melalui makanan, udara dan bisa juga melalui minuman.
By. Ustd.Maulana Mph.
Air ludahnya diketahui mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah dan mengandung penisilin.
Untuk pengobatan ini Muhyidin menggunakan lintah rawa yang diperolehnya dari Palembang, Ambarawa dan beberapa daerah lainnya. Di tempat praktiknya tersedia belasan kursi yang didepannya ada meja kayu kecil atau disebut dingklik untuk tamu menaruh kakinya guna dihisap oleh lintah.
Di setiap kaki diberi dua ekor lintah, namun jumlah lintah yang ditempatkan tergantung dari tingkat parah atau tidaknya penyakit yang diderita tamu. Setelah kenyang menghisap darah kotor, lintah akan jatuh sendiri dan hanya digunakan untuk sekali pakai saja dan dibuang. Bekas gigitan sang lintah ditutup menggunakan plester obat.
Pengobatan alternatif ini bukan hanya dikenal oleh masyarakat lokal maupun dari berbagai daerah. Wisatawan mancanegara pun menyempatkan datang untuk berobat antara lain dari Jepang, Hong Kong, Beijing, Prancis, Belanda, Inggris, Korsel, Taiwan, dan negara-negara jiran seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.
"Pasien dari Inggris adalah mahasiswa kedokteran yang sengaja datang untuk meneliti dan membuktikan keampuhan dari pengobatan lintah ini. Saya justru tahu banyak dari dia melalui penjelasan guide. Saya sih otodidak saja ," tutur Muhyidin.
Setiap hari, kecuali Jumat, Muhyidin melayani tamu-tamunya pk.07.30-16.00. Dia dibantu dua orang anaknya dan dua santri untuk menanggulangi berbagai keluhan yang dihadapi oleh tamu. Seringkali waktu istirahatnya di malam hari juga tersita untuk tamu-tamu yang harus mendapat pengobatan.
Pengobatan lintah, kata Muhyidin, sudah dikenal luas oleh masyarakat dunia dan menjadi bahan penelitian di Jerman, AS, Rusia dan negara Eropa dan konon banyak dimanfaatkan rumah sakit di AS.
Dalam ilmu kedokteran Islam, pengobatan mengeluarkan darah kotor adalah metode yang sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah SAW dan lintah merupakan salah media untuk mengeluarkan darah kotor tersebut secara alami.
Memang, sejak banyak orang sembuh setelah memanfaatkannya, keampuhan lintah sebagai pengobatan makin mendunia. Hasil studi yang dilakukan para peneliti di Jerman menunjukkan bahwa lintah diakui bisa mengobati rasa sakit dan juga radang. Dengan menghisap darah kotor, darah statis maupun darah teracuni, maka peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancar kembali.
Efeknya juga dapat meringankan tubuh karena banyaknya kandungan darah kotor yang menumpuk di bawah permukaan kulit seseorang mengakibatkan terasa malas dan berat.
"Karena lintah mengeluarkan liur zat hirudin yang bercampur dengan darah dan membawanya ke seluruh tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga tubuh terasa bugar," ungkap Muhyidin.
Darah kotor adalah darah yang mengandung racun atau darah statis yang menyumbat peredaran darah dan mengakibatkan sistem peredaran darah dalam tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Itulah sebabnya hal ini menyebabkan terganggunya kesehatan seseorang, baik secara fisik maupun mental.
Masuknya racun yang mengotori darah bisa melalui makanan, udara dan bisa juga melalui minuman.
By. Ustd.Maulana Mph.